BSIP Maluku Utara Menerima Kunjungan dari Universitas Syiah Kuala Aceh
Sofifi (30/07) – BSIP Maluku Utara menerima kunjungan dari Ketua Departemen Proteksi Tanaman Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sekaligus ketua tim riset, beserta dua peneliti dari Pusat Riset Mikrobiologi Terapan dan Pusat Riset Zoologi Terapan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kunjungan tersebut diterima oleh Plh. Kepala Balai, Tri Setiyowati, M.Si, Ketua Tim Kerja Diseminasi, Dr. Fredy Lala, dan fungsional pertanian di BSIP Maluku Utara. Unsyiah berkolaborasi dengan BRIN dalam rangka penelitian pada tanaman pala, mulai dari cara budidaya hingga mikroorganisme yang hidup di sekitar tanaman pala.
Susana, Ketua Tim Riset, menyampaikan, "Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu sentra produksi pala di Indonesia yang berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pala domestik maupun internasional. Masalah penurunan produktivitas pala dan luas areal perkebunan juga terjadi di kabupaten ini karena beberapa patogen yang menyebabkan tingginya dan meluasnya penyakit mati meranggas. Sejak tahun 2010 penyakit yangbdisebabkan kompleksnpatogen telah merusak akar, batang, cabang dan ranting sebagian besar pala di Aceh. Hal ini menjadi kekuatiran bahwa gejala mati meranggas akan terus bertambah luasnya sehingga dapat memusnahkan sumberdaya genetik di Aceh. Luas areal perkebunan pala pada tahun 2000 ialah 11.245 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 1,1 ton ha-1. Pada tahun 2014, luas areal meningkat menjadi 15.810 ha, tetapi produktivitas menurun menjadi 0,8 ton ha-1 pala kering." Oleh karena itu, riset ini bertujuan untuk melihat kondisi dan ekosistem pala di Maluku Utara dan terbuka kemungkinannya ada sumber biotik dari Maluku Utara yang dapat dibawa ke Aceh sebagai materi biotik yg berfungsi sbg agen pengendali gejala mati meranggas di Aceh.
Kepala BSIP Maluku Utara secara terpisah menyampaikan bahwa lokasi sentra pala di Maluku Utara yang bisa dilihat kondisi lingkungan dan ekosistem sekitarnya adalah Tidore, Ternate, dan Halmahera Utara. Sejauh ini, permasalahan yang sering dijumpai terkait pala di Maluku Utara yang menimbulkan kerugian adalah busuk buah basah Phytipthora atau busuk buah kering Stigmina myristica dan pecah buah muda. Adapun varietas pala nasional di Maluku Utara yaitu Patani, Makian, Tobelo 1, Ternate 1, dan Tidore 1. BSIP Maluku Utara siap mendampingi riset tentang pala dengan harapan hasil riset bisa dikembangkan dan mengembalikan eksistensi pala di Aceh.